Jadwal Upacara Kasada Gunung Bromo 2024

Upacara Kasada Bromo 2024 – Acara Ceremony Hari Raya Yadya Kasada Suku Tengger Di Kawasan Gunung Bromo Tengger Semeru Jawa Timur merupakan perayaan hari besar dan upacara peribadatan umat hindu tengger bromo dengan melaksanakan sebuah ritual sesembahan berupa persembahan sesajen hasil bumi kepada Sang Hyang Widhi yang diselenggarakan setiap bulan Kasada hari-14 dalam Penanggalan Jawa.

Kasada Bromo dirayakan setiap tahunnya dengan prosesi acara upacara adat dan persembahan untuk Sang Hyang Widhi dan para leluhur, yang konon seperti cerita dan legenda gunung bromo yang mengisahkan sebuah drama percintaan antara Rara Anteng (Putri Raja Majapahit) dan Jaka Seger (Putra Brahmana) ” yang merupakan asal usul nama dari suku Tengger di Gunung Bromo yang di ambil dari nama belakang keduanya”.

Lalu kapan jadwal ritual adat dan upacara kasada bromo tahun ini diadakan ? Simak ulasan lengkapnya di bawah ini…

Artikel Lengkap klik Sejarah Dan Legenda Gunung Bromo

Upacara Kasada Gunung Bromo

Upacara Kasada Gunung Bromo

Upacara Kasada Gunung Bromo berawal dari kisah pasangan Rara Anteng dan Jaka Seger yang saat itu membangun pemukiman dan kemudian memerintah di kawasan Tengger Gunung Bromo dengan sebutan Purbowasesa Mangkurat Ing Tengger, yang mempunyai arti “Penguasa Tengger yang Budiman”. Namun mereka tidak di karunia anak sehingga mereka melakukan semedi atau bertapa kepada Sang Hyang Widhi, tiba-tiba ada suara gaib yang mengatakan bahwa semedi mereka akan terkabul namun dengan syarat bila telah mendapatkan keturunan, anak yang bungsu harus dikorbankan ke kawah Gunung Bromo. Dan hingga saat ini acara atau upacara sesajian masih terus berlangsung saat bulan kasada namun sesajian yang dipakai saat ini adalah hasil bumi masyarakat adat suku tengger setempat seperti hasil bumi dll.

Pada saat semedi di Gunung Bromo,pasangan Roro Anteng dan Jaka Seger menyanggupinya dan kemudian didapatkannya 25 orang putra-putri, namun naluri orangtua tetaplah tidak tega bila kehilangan putra-putrinya. Pendek kata pasangan Rara Anteng dan Jaka Seger ingkar janji, Dewa menjadi marah dengan mengancam akan menimpakan malapetaka, kemudian terjadilah prahara keadaan menjadi gelap gulita kawah Gunung Bromo menyemburkan api.

Kesuma, anak bungsunya lenyap dari pandangan terjilat api dan masuk ke kawah Bromo, bersamaan hilangnya Kesuma terdengarlah suara gaib, “Saudara-saudaraku yang kucintai, aku telah dikorbankan oleh orangtua kita dan Sang Hyang Widhi menyelamatkan kalian semua. Hiduplah damai dan tenteram, sembahlah Sang Hyang Widhi. Aku ingatkan agar kalian setiap bulan Kasada pada hari ke-14 mengadakan sesaji kepada Sang Hyang Widhi di kawah Gunung Bromo”. Kebiasaan ini diikuti secara turun temurun oleh masyarakat Tengger dan setiap tahun diadakan upacara Kasada di Poten lautan pasir dan kawah Gunung Bromo. Itulah sejarah tujuan diadakannya upacara adat kasada setiap tahunnya di gunung bromo.

Tempat Prosesi Upacara Kasada Bromo

Sebagai pemeluk agama Hindu, Suku Tengger tidak seperti pemeluk agama Hindu pada umumnya, memiliki candi-candi sebagai tempat peribadatan, namun bila melakukan peribadatan bertempat di punden, danyang dan poten.

Poten merupakan sebidang lahan di lautan pasir sebagai tempat berlangsungnya upacara Kasada. Sebagai tempat pemujaan bagi masyarakat Tengger yang beragama Hindu, poten terdiri dari beberapa bangunan yang ditata dalam suatu susunan komposisi di pekarangan yang dibagi menjadi tiga mandala/zone.

1. Pertama.
Mandala Utama disebut juga jeroan yaitu tempat pelaksanaan pemujaan persembahyangan. Mandala itu sendiri terdiri dari Padma berfungsi sebagai tempat pemujaan Tuhan Yang Maha Esa. Padma bentuknya serupa candi yang dikembangkan lengkap dengan pepalihan, tidak memakai atap yang terdiri dari bagian kaki yang disebut tepas, badan/batur dan kepala yang disebut sari dilengkapi dengan Bedawang, Nala, Garuda, dan Angsa.
Beawang Nala melukiskan kura-kura raksasa mendukung padmasana, dibelit oleh seekor atau dua ekor naga, garuda dan angsa posisi terbang di belakang badan padma yang masing-masing menurut mitologi melukiskan keagungan bentuk dan fungsi padmasana.
Bangunan Sekepat (tiang empat) atau yang lebih besar letaknya di bagian sisi sehadapan dengan bangunan pemujaan/padmasana, menghadap ke timur atau sesuai dengan orientasi bangunan pemujaan dan terbuka keempat sisinya. Fungsinya untuk penyajian sarana upacara atau aktivitas serangkaian upacara. Bale Pawedan serta tempat dukun sewaktu melakukan pemujaan.
Kori Agung Candi Bentar, bentuknya mirip dengan tugu kepalanya memakai gelung mahkota segi empat atau segi banyak bertingkat-tingkat mengecil ke atas dengan bangunan bujur sangkar segi empat atau sisi banyak dengan sisi-sisi sekitar depa alit, depa madya atau depa agung. Tinggi bangunan dapat berkisar sebesar atau setinggi tugu sampai sekitar 100 meter memungkinkan pula dibuat lebih tinggi dengan memperhatikan keindahan proporsi candi.

2. Kedua.
Mandala Madya disebut juga jaba tengah, tempat persiapan dan pengiring upacara terdiri dari Kori Agung Candi Bentar, bentuknya serupa dengan tugu, kepalanya memakai gelung mahkota segi empat atau segi banyak bertingkat-tingkat mengecil ke atas dengan bangunan bujur sangkar, segi empat atau segi banyak dengan sisi-sisi sekitar satu depa alit, depa madya, depa agung.
Bale Kentongan, disebut bale kul-kul letaknya di sudut depan pekarangan pura, bentuknya susunan tepas, batur, sari dan atap penutup ruangan kul-kul/kentongan. Fungsinya untuk tempat kul-kul yang dibunyikan awal, akhir dan saat tertentu dari rangkaian upacara. Bale Bengong, disebut juga pewarengan suci letaknya di antara jaba tengah/mandala madya, mandala nista/jaba sisi. Bentuk bangunannya empat persegi atau memanjang deretan tiang dua-dua atau banyak luas bangunan untuk dapur. Fungsinya untuk mempersiapkan keperluan sajian upacara yang perlu dipersiapkan di pura yang umumnya jauh dari desa tempat pemukiman.

3. Ketiga.
Mandala Nista disebut juga jaba sisi yaitu tempat peralihan dari luar ke dalam pura yang terdiri dari bangunan candi bentar/bangunan penunjang lainnya. Pekarangan pura dibatasi oleh tembok penyengker batas pekarangan pintu masuk di depan atau di jabaan tengah/ sisi memakai candi bentar dan pintu masuk ke jeroan utama memakai Kori Agung.
Tembok penyengker candi bentar dan kori agung ada berbagai bentuk variasi dan kreasinya sesuai dengan keindahan arsitekturnya. Bangunan pura pada umumnya menghadap ke barat, memasuki pura menuju ke arah timur demikian pula pemujaan dan persembahyangan menghadap ke arah timur ke arah terbitnya matahari.

Jadwal Upacara Adat Kasada Bromo 2024

Kapan upacara kasada bromo dilaksanakan ? Upacara adat Kasada di Gunung Bromo selalu dinantikan banyak wisatawan dari dalam maupun luar negeri, Jadwal upacara adat kasada tahun ini akan berlangsung dan diadakan pada tanggal 21-22 Juni 2024. Ceremony Adat Suku Tengger Gunung Bromo yang sangat ditunggu oleh banyak wisatawan dan menikmati acara ritual adat kasada bromo. Kami memiliki penawaran Paket Wisata Bromo 2 Hari 1 Malam atau Paket Wisata Bromo Midnight jika ingin berkunjung ke bromo dan mengikuti puncak prosesi upacara adat istiadat keagamaan kasada di kawasan tengger gunung bromo segera hubungi kami untuk informasi detail harga dan fasilitas Paket Wisata Gunung Bromo Kasada 2024 .

Puncak Prosesi Ritual Adat Yadnya Kasada

Iringan musik tradisional Suku Tengger mengiringi prosesi acara ritual dari Pura Luhur Poten Bromo. Alunan tersebut sebagai tanda sedang berlangsungnya uacara adat setempat. Pada perayaan Yadnya Kasada, Tiap tiap desa di 4 wilayah disekitar bromo mempersiapkan ongkek segala macam hasil bumi mereka. Terkecuali untuk desa yang sedang berhalangan atau terjadi musibah seperti ada salah satu warganya meninggal dunia maka tidak wajib untuk mengikuti acara tersebut dengan membawa hasil bumi.

Para warga dengan membawa ongkek berisi sesaji pada pukul 00.00 menuju Pura Luhur Poten Bromo untuk prosesi pembacaan mantera oleh sang dukun dan doa bersama. Tepat pada pukul 03.00 ongkek beserta hasil bumi dibawa ke kawah Gunung Bromo untuk dilarungkan. Ritual ini sebagai bukti ungkapan rasa syukur masyarakat tengger dan dijauhkan dari malapetaka. Prosesi melarung sesaji oleh warga Tengger di bibir kawah ini menjadi prosesi puncak ritual Yadnya Kasada setelah sehari sebelumnya diadakan doa-doa di dalam ritual pawedalan pura, melasti dan prosesi pengambilan air suci.
Ritual kuno yang sudah dilakukan sejak beradab-abad lampau ini menjadi simbol rasa syukur sekaligus penggenapan janji masyarakat Tengger kepada sang Hyang Widhi dan nenek moyang mereka.

Baca Artiket Terkait Tentang Wisata Gunung Bromo :

5/5 - (17 votes)
Jadwal Upacara Kasada Gunung Bromo 2024
Kembali ke Atas